Skip to main content

...

pergi
aku pergi
jauh dari penat ini
sejenak bermimpi
dalam gumpalan energi
yang kuat melindungi diri

pergi
aku menyendiri
sesaat menyadarkan diri
dengan berbagai koreksi

pergi
aku pergi
biarkan aku bercinta dengan naluri
lupakan waktu yang menggauli
jalan jalan hidup yang hampir mati


pergi
biarkan aku sendiri
memahami arti arti
yang berpola dalam imajinasi
yang semakin liar dan berjudi
dengan pilihan pilihan tahi

pergi
aku menanti pagi
yang akan menyambut jiwa ini
dengan hangat mentari
singkap gelap malam yang penuh misteri

Comments

Zippy said…
Wadow, mw pergi kmn nih bro...???
Hmmm, asal jangn pergi yup dari dunia blogger, hehhehehe....
penat di jiwa membawa keluh
menarik ingin tuk pergi
dari sesaknya hati dan peluh
atau bahkan dari diri
yang seakan begitu rapuh
dengan semua masalah dalam segi

tapi kemana pula seharusnya
kau pergi dan berkesah
tentu pada persimpuhan di hadapNya
tertunduk setelah basah
dan hanya Dia yang tahu jawabnya
hingga jiwa dapati jalan dan hikmah

tx for visiting ilmair...
btw saya perempuan bukan bro di postingan saya yang ini joni-joni-joni manggil saya bro... sis... ^_^

Popular posts from this blog

Dalam Renungan Di Perjalanan

Entah apakah aku mampu meraihmu Mungkin hanya sebuah semu belaka Bagai fatamorgana di padang pasir Meski aku berlari dan menyisir Tetap tak mampu aku meraihmu Hingga engkaupun menjadi jemu Melihat aku seakan tak tahu malu "Kenapa tidak kau usir saja aku?" Begitulah yang ada dalam benakku Tapi aku tak mampu mengatakanya padamu Karena sesungguhnya aku masih berharap padamu Akankah kau tahu usahaku itu? Hingga kau luluh dan menghampuriku Ahh kurasa itu tidak mungkin Kau terlalu jauh Bahkan seribu tahun aku berlari mengejarmu Tetap aku takan sampai padamu Mungkin hanya waktu yang mampu menyadarkanku Saat aku telah menua dan tak lagi mampu Meski untuk duduk dan menatapmu Dari peraduanku Yang tak mampu lagi menjangkaumu Atau bahkan memikirkanmu Meski hati masih berdetak untukmu Ini hanya akan jadi cerita pilu Bagiku untukmu Oh Tuhanku Hanya kau pengendali hatiku Bahkan aku tak mampu memilih hati mana untuk ku tuju Mungkin akan indah jika aku hanya men

Rapuh

Hidup seakan rapuh Ketika kita mulai terjatuh Bahkan memori pun lumpuh Hingga hasrat mulai meringkuh Disela-sela nafas yang mulai runtuh Oleh hati yang penuh angkuh Hanya mampu duduk untuk bersimpuh Dengan segenan darah yang mengalir di pembuluh Itulah roda yang harus ku tempuh Dengan segala peluh Tak pantas untuk berkeluh Meski hidup telah merapuh palembang, 20 Januari 2015

tentang mereka

aku melihat mereka birbicara menuang kata kata diantara waktu yang terbuka aku mendengar mereka berbincang bincang buatku tercengang dengan apa yang menantang untuk ku ikut bertandang diantara mereka yang masih bergadang diantara detik detik malam aku masih bersama mereka yang semakin tenggelam dalam sedalam makna yang tertuang mereka terus berbincang dan sedikit tenang saat rasa mulai datang semakin tenang mencernakan maksud dan tujuan dari topik yang ikut berbincang berbincang tentang arti persahabatan yang selalu menjadi perdebatan sungguh alot bak persidangan persahabtan yang kian terpacang diantara tiang tinag kehidupan di tiang mana dia akan terpasang? tunjukanlah dengan cahaya hatimu yang benderang *untuk kamu yang bimbamg