Skip to main content

terjebak

berputar putar dalam satu percakapan
yang tak peka dengan kedekatan
berbalik pergi kemudian kembali
tanpa ada arti yang menemani

berutar putar dengan satu problema
yang tak kunjung sirna
kembali datang hanya dengan senyuman
hanya genggaman tanpa ada anyaman

terjebak
kamu mulai beriak
tak tahu kapan akan terkuak
makna yang terserak

terjebak
kamu mulai berteriak
tak dapat bergerak
dalam ikatan yang tak jinak

selamat
kamu terjebak tanpa alamat
untuk selamat

palembang, 11 september 2009

Comments

Duh kawan...
dah lama biduk berlayar...
dah banyak tepian dilayar...
dah banyak kata di tebar ...
Mungkin saatnya mendengar...
mendengar...
mendengar....
itulah yang afdal saat ini.


nice poem
Zippy said…
Duh, mudah2'an saya tidak terjebak di hutan, wkwkwkwkwkwkw....

Popular posts from this blog

Dalam Renungan Di Perjalanan

Entah apakah aku mampu meraihmu Mungkin hanya sebuah semu belaka Bagai fatamorgana di padang pasir Meski aku berlari dan menyisir Tetap tak mampu aku meraihmu Hingga engkaupun menjadi jemu Melihat aku seakan tak tahu malu "Kenapa tidak kau usir saja aku?" Begitulah yang ada dalam benakku Tapi aku tak mampu mengatakanya padamu Karena sesungguhnya aku masih berharap padamu Akankah kau tahu usahaku itu? Hingga kau luluh dan menghampuriku Ahh kurasa itu tidak mungkin Kau terlalu jauh Bahkan seribu tahun aku berlari mengejarmu Tetap aku takan sampai padamu Mungkin hanya waktu yang mampu menyadarkanku Saat aku telah menua dan tak lagi mampu Meski untuk duduk dan menatapmu Dari peraduanku Yang tak mampu lagi menjangkaumu Atau bahkan memikirkanmu Meski hati masih berdetak untukmu Ini hanya akan jadi cerita pilu Bagiku untukmu Oh Tuhanku Hanya kau pengendali hatiku Bahkan aku tak mampu memilih hati mana untuk ku tuju Mungkin akan indah jika aku hanya men...

malam

malam terlihat kelam tanpa bintang dan bulan yang temaram malam dalam gelap malam tersembunyi sejuta rahasia, malam malam aku menyapa malam dengan kata kata yang tak kalah kelam dengan malam yang semakin kelam malam aku bercinta dengan malam dengan kelam yang terus terbenam malam bersama malam aku tenggelam

pelacur bersidang

berlalu lalang dengan balutan selendang yang terbang melayang teriup angin kencang di forum pelacur yang bersidang dengan para lelaki hidung belang yang bersorak girang bersama tumpukan uang dia mengahakimi tubuh yang berhutang seperti binatang jalang yang terlentang dijalanan yang tak lagi tenang menghitung setiap dosa yang datang lupakan sakit di selangkang yang penting uang uang dan uang yang akan merentang batas dosa yang tertentang oleh uang